Hi

Sabtu, 16 Juli 2011

sebuah artikel

INDAHNYA MENJADI KEKASIH ALLAH

Tuhan, betapa lekat aku pada kasih-Mu
Menyatu, berpadu dalam rahmat-Mu
Kan kulukis pakaianku dengan ridha-Mu
Kuikhlaskan diriku menjadi hamba-Mu
Aku berbisisk pada pelupuk embun yang mulai terbuka
Ya Allah, betapa rinduku tak tertahankan
Saat Engkau tampakkan fajar-Mu membelah pagi
Sungguh, aku bahagia menjadi hamba-Mu

‘’Pacaran” siapa yang tidak pernah mendengar kata tersebut, bahkan sudah banyak yang mencobanya! Akan tetapi, saya yakin tidak semua meneliti apa baik, manfaat dan kegunaannya berpacaran. Sekarang saya bertanya bagi anda yang sudah pernah pacaran, apakah manfaatnya? apa ingin menunjukkan bahwa anda laku dan banyak yang menginginkan anda? Ingin menunjukkan betapa kerennya anda? Memamerkan betapa cantik/tampannya pacar anda? Sebagai tempat curahan hati? Atau motivasi? ‘’Tidak?!’’ Semua jawaban ada pada diri anda sendiri! Banyak yang menggunakan alasan motivasi agar diperbolehkan untuk berpacaran, padahal itu semua adalah tipu daya syaitan agar anda terjerumus ke salah satu lubang dosa. Masya Allah…, kawan, cobalah anda renungkan sekarang, anda selalu bersemangat untuk berangkat pagi ke sekolah dengan tujuan agar bisa bertemu pacar anda…  itukah motivasi atau pembakar semangat dan dorongan yang sangat kuat untuk anda? Bukankah orang tua, kolega dan guru telah memberi semangat dan dorongan yang luar biasa, bahkan sudah lebih dari cukup untuk meningkatkan semangat belajar kita? “tidak..!?’’ oke mungkin sebagian dari anda ada yang berkata tidak, dan sayapun tidak dapat mengatakan bahwa dengan pacaran sepenuhnya akan berdampak negative akan tetapi ada pula yang dapat berdampak positif. Tapi, alangkah baiknya jika di usia masa sekolah seperti ini, kita fokuskan diri untuk belajar dengan tekun, berbakti dan selalu berusaha mendekatkan diri pada Allah SWT. Bukankah telah disebutkan bahwa pacaran itu adalah hal yang mendekati zina?
Banyak kasus yang terbukti bahwa pacaran sangatlah merugikan, bukan hanya pada orang yang berpacaran tapi tidak menutup kemungkinan dapat merugikan orang lain. Seperti contoh kisah Anna, sebuah kasus social yang booming tahun 1938. seorang anak yang tidak pernah belajar bersosialisasi akibat frustasinya seorang ibu yang hamil di luar nikah dan ditinggal pergi oleh pacar tercintanya. Sang ayah tidak pernah mau untuk melihat anaknya tersebut, sehingga sang ibu mengurungnya di loteng rumah dengan maksud agar si pacar kembali tinggal bersamanya lagi. Perbuatan bodoh ibu Anna tersebut telah membuat seorang anak yang tak berdosa harus menanggung semua hasil perbuatan dosa yang dilakukan sepasang sejoli asal Amerika tersebut. Sejak kecil Anna telah dikurung di atas loteng gelap yang pengap seorang diri, dia tidak pernah mendapatkan perhatian dari ibunya dan sejak kecil hingga berusia 9 tahun ia hanya diberi susu sapi. Alhasil, Anna seperti seorang tarzan yang tidak tahu apa-apa, tidak dapat berbicara, tidak dapat berekspresi, tidak dapat berjalan karena ia selalu di ikat pada sebuah kursi tua di loteng, tidak dapat membaca, menulis, bertata krama, tidak tahu cara mengunyah dan menelan makanan, tidak mengerti adab, selalu bersifat acuh tak acuh dan pandangan matanya hanya selalu pada satu arah. Anna tidak terbiasa melihat ada orang di sekitarnya dan tidak terbiasa dengan suara-suara atau nyanyian karena sejak kecil ia hanya sendiri dalam kegelapan. Dan masih banyak lagi kasus yang merugikan akibat dampak negative berpacaran yang berlebihan. Apa yang dilakukan oleh orang yang sedang berpacaran? Saling berpegangan tangan? Mojok di suatu tempat yang sepi? Jalan berdua? Atau selalu berusaha mendekatkan diri satu sama lain? Tidakkah anda sadar itu tipu daya nafsu syaitan? Bukankah lebih baik kita kembali ke jalan yang di ridhoi olehNYA, jalan yang penuh kedamaian dunia dan akhirat.
Pertanyaannya sekarang ialah, siapa yang paling berhak untuk dicintai? Kawan, jatuh cinta memang berjuta rasanya. Pesonanya bisa membutakan mata dan menimbulkan nafsu. Hidup serasa dipenuhi kebahagiaan yang indah, tapi sayang, semuanya hanya sementara. Cinta kepada lawan jenis yang berdasarkan nafsu sesaat tentu saja akan berbuntut derita. Mengapa? Karena nafsu bisa menyesatkan. Nafsu adalah nafas syaitan. Ibarat racun yang mengendap di dasar gelas bermadu. Menawarkan manis pada awalnya, tapi sakit di akhirnya. Lalu, bagaimana sebaiknya?
Kawanku, menurut saya jika anda mencoba belajar mencin
tai Allah SWT sedikit saja, maka hal seperti itu tidak akan pernah anda rasakan. Sungguh, semua derita akan menjauhi anda. Sebab Allah SWT akan mengisi hati anda dengan rasa cinta, aman, damai yang terus menerus. Sesungguhnya, Dia Maha Melindungi orang-orang yang mencintaiNYA dan juga meridhai cinta orang tersebut ketika berumah tangga. Cobalah arahkan perasaan cinta anda pada jalan yang benar, yaitu cinta pada Allah dan pasangan hidup anda yang sah. Karena inilah kebahagiaan hakiki yang tidak akan terhapus selamanya. Maafkanlah saya apabila ada opini atau pendapat saya yang bertentangan atau kurang berkenan di hati anda.
‘’ya Allah, jadikan kami orang-orang yang takut akan ketentuan-Mu dan bermaksiat kepada-Mu. Jadikan kami orang-orang yang taat kepada-MU, sehingga kami dapat memenuhi panggilan-Mu ke surga. Berikan kami keyakinan kepada semua ketentuan dan kehendak-Mu agar kami tidak mendapatkan musibah di dunia. Sejukkan pendengaran dan pengelihatan kami. Berikan kepada kami kekuatan dari setiap orang yang engkau hidupkan, dan jadikan itu turun-temurun untuk keturunan kami. Ya Allah, berikan hidayah kepada orang-orang yang berbuat zalim kepada kami. Berikan kami pertolongan dari orang-orang yang memusuhi kami, jangan jadikan kami termasuk orang-orang yang mendapatkan musibah di dunia. Jangan jadikan kami orang yang mengagung-agungkan dunia, dan jangan pernah Engkau gabungkan kami dengan orang-orang yang tidak mencintai dan mengasihi kami’’. (Do’a Rasulullah SAW, HR. Tirmidzi)


Nama : Nova Tuhfah Nabielah
Kelas : XI-BAHASA/12 (EXABA)
Karya : sebuah artikel pelurus cinta

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates