Bukan kali pertama dalam hidup aku
merasa sedih dan kecewa. Tapi ini kali pertama aku bersedih dan kecewa atas
diriku sendiri. Diriku yang sedari dulu kusombongkan, kuangkuhkan, kuanggap
paling benar sendiri dan menganggap rendah orang lain tiba-tiba merasa sangat
buruk dan hina. Bahkan untuk menulisnya aku tak tahu harus menggunakan istilah
apa, lebih buruk dari buruk, lebih hina dari hina, itu yang selalu bermain
dalam batin di setiap hariku. Untuk mengingatnya kembali dan menuliskan semua
dalam coretan inipun sangat menyiksa pernafasanku. Sesak kurasakan tiap pagi,
bukan karena asma atau penyakit apapun itu, melainkan sesak ini akibat luka
yang tergores atas ulahku sendiri dan ingin sekali rasanya aku melakukan
pembenaran atas diriku agar mudah untuk melupakan dan menjalani hidupku normal
seperti dulu lagi. Tapi aku sadar.. aku salah. Aku bisa dengan mudah melupakan
semuanya dan menganggap hanya sebagai kesalahan yang indah. Tapi, entah otakku
berjalan miring atau tak logis, aku malah menginginkan luka itu disini..
tersimpan baik dalam kalbuku, sehingga akan mengingatkanku tiap waktu betapa
buruk sifatku dan aku harus merubahnya mati-matian.. bukan hanya untuk aku,
melainkan untuk semua yang selama ini telah menyayangi dan mencintaiku dengan
setia.. Allah SWT, kedua orang tuaku, guru-guruku, teman-temanku, dan.. kamu.
Ada yang pernah mengatakan,”Kadang
Tuhan membiarkanmu melakukan beberapa kesalahan sebelum kamu melakukan sebuah
kebenaran”. Kata-kata itu yang selalu menguatkanku, mengingatkan akan ini cara
dan jalan Tuhan yang terbaik dan harus kuterima dengan rasa syukur tiada tara,
karena berarti Tuhan masih menyayangiku dan tidak melepaskan genggamanNYA.
Bahkan atas kuasaNYA, Tuhan ingin merubahku menjadi wanita yang lebih baik dan
sholehah. Dengan luka ini, kucamkan dalam sukmaku.. menerimanya dengan iman,
sabar dan penuh keihklasan. Karena tiga hal itulah yang mungkin sebenarnya
ingin Tuhan ajarkan kepadaku. Ya Allah yang maha mendengar lagi maha
mengetahui, terimalah do’a dalam setiap sujudku atas bukti rasa cintaku padaMU,
seandainya Engkau dengan mukjizatMU mengizinkan aku untuk melihatmu dalam
keterbatasan mataku, sungguh ingin rasanya aku bersimpuh dalam linangan air
mata, tanda rindu hamba yang selalu menjauh dan berbuat dosa, tanda terimakasih
atas segala rahmat juga cahaya hidup yang selalu Engkau berikan. Tapi.. dengan
merasakanMU lebih dekat dari urat leherku sendiri dan merasa bahwa aku tidak
akan pernah sendiri lagi, bahkan sejak dulu.. sudah lebih dari segala
kenikmatan yang ada di jagad raya ini. Ya Allah Tuhan yang maha mencintai juga
maha mengasihi izinkan hamba melakukan perubahan yang lebih baik, dan jangan
pernah biarkan hamba mengecewakanMU lagi, juga mengecewakan hati orang-orang
yang dengan tulus menyayangi hamba, yang setiap sujudnya selalu disebut nama
hamba agar berubah, orang yang Engkau amanahi untuk merubah hamba, orang itu.. yang
selalu hamba sayang , cinta, juga hormati. Semoga rahmat dan barokahMU selalu
mengiringi langkahnya ya Rabb. Amin.