Hi

Minggu, 17 Juli 2011

*CARA HATIKU*


(untukmu rama, bundaku)

Ibu…..
Terbukanya kedua ini
Selalu buatku termangu
Lamunkan memori lalu
Saat engkau mencoba
Kembalikan nyawa, mati suriku
Yang kau buat itu tiap pagiku
Kini lantunan Ilahi
Yang menggodaku, mengajakku
Turut barisan damai itu
Walau kutahu, berat mata terasa…
Di pukul empat tiga puluh
Tak harus meronta,
Tak guna paksa
Biar yang hati lalui jalannya
Akankah jiwa mencoba
Menyambut indah segala kalam-Nya
Banggakan rama dan bundanya
Meraih surya, Dalam gelap gulita…

*PENERANG HIDUP*


Semerbak mewangi
Tercium, mengaliri sanubari
Dapat terasa
Indah bersembulan
Cantik sesungguhnya
Hanya…. Cahaya…
Cahaya kurang menerangi
Walau….
Merkuri terasa penuh kelilingi
Mungkin bukan itu,
Yang hapuskan buram mataku
Ataukah terang surya itu,
Atau mungkin redup bulan itu
Yakin hatiku Satu
Besar semangat jatiku
Dalam menuntut ilmu
Karenanya orang tuaku
Selalu beriku cahaya baru
Bak sinar bintang dalam hariku
Meski kecil ialah pendamaiku…
(Motivasi terbesar dalam hidupku, adalah orang tuaku)

*IMAN SEKECIL BIJI ZARROH*



Setapak tanah berirama
Senandungkan nyanyian yang melara
Dalam sendu pertiwi berduka
Eluhkan para penegak Negara
Dalam tanah terkubur dalam
Serasa pahlawan enggan diam
Mungkin ia menangis redam
Tengok Indonesia kan tenggelam
Tangan kaki itu tak cekatan
Tuk bantai habis para lawan
Lawan yang bersembunyi di balik harta kilauan
Dalam hidup nan gemerlapan
Belanda itu telah berhasil di pulangkan
Mengapa tak mampu hapuskan
Para koruptor, penyuap dan pengusaha hitam?
Yang tak sekuat penjajah Holand
Tapi kini kusadar
Mungkin ianya kecil iman…

Template by:

Free Blog Templates